Director Education for Justice James W Keady menolak menggunakan produk Nike, jika Nike tidak memperhatikan nasib buruhnya. James merupakan seorang pelatih dan juga pemain bola di Amerika Serikat (AS).
James yang telah 13 tahun bekerja di Education for Justice, AS, mengabdikan dirinya untuk melakukan pembelaan terhadap nasib buruh perusahaan produk olahraga tersebut. James bahkan mempelajari dan mendalami permasalahan-permasalahan yang ditimbulkan oleh perusahaan pembuat produk olahraga tersebut.
Dia memutuskan untuk bertandang ke pabrik sepatu Nike di Indonesia yang bertempat di Tanggerang pada periode 1998. Kala itu James mengetahui bahwa gaji buruh Nike Tangerang hanya Rp350 ribu.
Selama satu bulan dia mencoba hidup di Tangerang dengan menggunakan uang sebesar Rp350 ribu tersebut yang bertujuan agar dirinya merasakan bagaimana penderitaan buruh Nike di Tangerang. "Dengan gaji Rp350 ribu saya kehilangan berat badan sebanyak 12 kilogram," tutur James, di Hotel Mega, Jakarta, Senin(14/1/2013).
James juga sedikit bercerita tentang salah satu program di kampusnya yang mewajibkan mahasiswanya untuk memakai sepatu Nike dan kampusnya pun menganggarkan Rp350 miliar untuk pemesanan sepatu tersebut guna memenuhi kebutuhan mahasiswanya.
Pada saat ini James tidak ingin memakai sepatu tersebut. Alhasil James pun kehilangan pekerjaannya sebagai staf di kampusnya. "Saya kehilangan pekerjaan. Kemudian menjadi isu besar, seorang atlet menolak menggunakan produk Nike," tukasnya.
Sumber
Posted by Wordmobi
0 komentar:
Post a Comment