Latihan gabungan TNI yang berlangsung 3 Mei 2013 di Situbondo yang memakan 2 korban tewas akibat meledaknya bom sisa latihan tersebut, benar-benar meninggalkan kesan tidak mengenakkan bagi para koran dan keluarganya terkait pemberitaan tentang nasib mereka. Pemberitaan media pun makin melukai perasaan mereka khususnya media elektronik yaitu stasiun TV swasta, TVOne dan pada berita yang ditayangkan hari Minggu, 5 Mei 2013.
Prajurit TNI sedang mempersiapkan amunisi meriam Howitzer saat latihan gabungan di Situbondo
Pada saat tersebut, di MetroTV, presenter mewawancari Iskandar Sitompul (Juru Bicara TNI) melalui telepon yang mengatakan bahwa pihak TNI sudah memberikan bantuan tunai kepada para korban, termasuk anak-anaknya yang masih kecil akan disekolahkan sampai SD.
Sedangkan pada waktu yang hampir bersamaan di TVOne, 2 presenter "Apa Kabar Indonesia Malam" sedang mewawancarai Yunus (40 tahun) di Situbondo, yang merupakan salah satu korban selamat dan menderita luka cukup serius melalui telepon.
Dari sambungan telepon yang terdengar tidak begitu jelas itu Yunus mengatakan dengan logat Madura yang kental bahwa tubuhnya sakit sekali sehingga tidak kuat untuk berbicara. Namun tampaknya sang presenter perempuan tidak terima dan di pun bertanya,
"Sakit sebelah mana Pak Yunus?"
"Aduh…maaf ini sakit sekali, saya tak kuat ngomong…" Jawab Yunus terputus-putus.
Prensenter pria ikut nimbrung,
"Pak Yunus, kok bisa terjadi, bisa diceritakan kronologinya seperti apa Pak?"
"Saya sakit Pak, tak kuat ngomong…"
"Bapak sekarang di rumah sakit atau di rumah?"
"Di rumah"
"Apa Pak Yunus sudah diberi bantuan TNI?"
"Tidak Ada" Jawab Yunus singkat dengan keras dan emosi tinggi.
Usai jawaban terakhir itu, barulah dua presenter itu berhenti untuk memaksakan diri wawancara melalui telepon.
Terlepas salah atau tidaknya mereka memasuki area pusat latihan tempur di zaman yang sudah merdeka ini ternyata masih ada perbudakan terselubung yang dilakukan kaum terpelajar dan pengusaha, dalam hal ini konglomerat televisi, terhadap orang kecil.
Apa bedanya memaksa narasumber berbicara dalam keadaan sakit keras demi rating dengan pengusaha yang mempekerjakan buruh dan tidak digaji namun terus dipaksa bekerja?
(TYM/Memobee)
sumber
0 komentar:
Post a Comment