Banyak orang yang bermimpi bekerja di perusahaan seperti Apple Inc di Cupertino. Namun ternyata itu menjadi mimpi buruk untuk mantan manajer perusahaan yang dibesarkan oleh Steve Jobs ini. Setelah keluar dari pekerjaannya, sang karyawan Apple ini pun membeberkan pengalaman mengerikan yang dialaminya saat bekerja di sana.
Mantan pegawai Apple yang bernama Ben Farrell baru-baru ini memutuskan untuk berhenti bekerja di perusahaan Apple dan ia membagikan pengalaman buruknya selama bekerja. Padahal Farrell telah bekerja selama dua tahun dan menjabat posisi cukup strategis di Apple.
Ben Farrell
Ferrel yang bekerja dalam divisi managing customer service ini curhat panjang lebar selama bekerja di Apple. Pertama, ia menganggap budaya kerja di Apple sangat menuntut dan setiap orang berusaha untuk menjadi sukses dengan cara berusaha membuat orang lain gagal.
"Enam belas jam sehari penuh dengan meeting dan setelah meeting akan diikuti oleh meeting lainnya lagi," tulisnya. Farrell melanjutkan, setiap agenda yang dilakukan sengaja dirancang untuk membuat orang-orang di posisi atas dalam perusahaan dapat membuat sebagian karyawan biasa terlihat bodoh.
Bagi orang lain mungkin bekerja di Apple merupakan impian, namun bagi Ben Farrell itu adalah mimpi buruk
Farrel juga menulis tidak adanya kerjasama tim di Apple, selain itu banyak waktu terbuang percuma yang digunakan untuk menyusun agenda rapat. Padahal apabila waktu-waktu yang digunakan rapat tersebut dikalkulasi, mungkin mereka sudah dapat menyelesaikan beberapa pekerjaan.
Segera setelah resign dari Apple, Ben Farrell langsung melakukan perjalanan liburan jauh ke India untuk melepaskan penatnya selama bekerja di Apple
Farrel juga mengungkap beberapa aib Apple yang dinilai membuat para karyawannya tidak tahan lama-lama bekerja di sana. Pertama, Apple tidak serius dalam membuat keputusan strategis yang terkait dengan perusahaan, bahkan para eksekutif Apple secara tak sadar membicarakan keputusan-keputusan strategis dalam kondisi mabuk setelah minum-minum.
Kedua, permasalahan keluarga, dan urusan pribadi tidak akan dapat perhatian serius dari pihak manajeman Apple. Dan yang terakhir, pihak manajemen diklaim Ferrell tidak konsisten, moody, dan terlalu agresif terhadap karyawan. Walau hal tersebut merupakan penilaian subjektif dari seorang mantan karyawan, berbagai kekurangan tersebut mungkin dapat menjadi koreksi bagi Apple agar lebih baik ke depannya.
(Sydney Morning Herald, Business Insider)
No comments:
Post a Comment