Orang Jepang amat suka mandi air panas di Onsen, yaitu sumber air panas dan tempat mandi berendam dengan air panas yang keluar dari perut bumi. Penginapan yang memiliki tempat pemandian air panas disebut penginapan onsen (onsen yado).
Sumber air panas memiliki dua sumber panas, magma yang berada di dasar gunung berapi, dan panas yang bukan dari gunung berapi. Jenis mineral yang dikandung air menyebabkan perbedaan warna air, bau, dan khasiat mandi dengan air panas tersebut.
Sebagian besar Onsen mewajibkan pengunjungnya bertelanjang bulat di dalam kolam namun tetap berlaku etika ketat. Turis bule sedang asyik berendam di Onsen tanpa mengebakan sehelai benang pun
Onsen pun memiliki peraturan perundang-undangan yang jelas. Menurut definisi Undang-Undang Onsen Jepang, istilah onsen juga digunakan untuk air dari mata air dengan kandungan mineral yang berbeda dari air biasa, dan berasal dari sumber air yang mengeluarkan gas. Sumber air panas bisa berupa air tanah yang dipanaskan oleh panas bumi atau dipanaskan manusia dengan sumber panas.
Lokasi untuk sumber air panas bisa berada dekat gunung berapi atau jauh dari gunung berapi. Turis mancanegara yang berkunjung ke Jepang amat suka mengunjungi Onsen di samping orang-orang Jepang sendiri. Namun mereka tanpa sengaja (karena ketidaktahuannya) seringkali melanggar etika kala berkunjung ke Onsen, sehingga mereka diusir.
Di setiap pemandian Onsen, berlaku etika ketat seperti :
1. Jangan salah masuk ruang ganti.
Hal ini sering terjadi karena penunjuk ruang ganti hanya menggunakan huruf kanji. Ada hal mudah untuk mengingatnya, yaitu biasanya tirai untuk ruang ganti wanita berwarna merah dan tirai untuk ruang ganti pria biasanya berwarna biru. Di beberapa Onsen, biasanya pemandian wanita dan pria ditukar jadwalnya 1 hari sekali atau beberapa kali seminggu. Nah, agar tidak dikira orang yang berpikiran mesum, hendaknya teliti dahulu sebelum masuk.
2. Harus melepas sepatu di depan pintu masuk.
Hal ini bukan hanya berlaku di Onsen-onsen saja, namun juga berlaku di setiap rumah di Jepang karena ini merupakan budaya bangsa Jepang.
3. Jangan lupa bawa handuk kecil.
Walau setiap Onsen mengharuskan pengunjungnya bertelanjang bulat ketika masuk kolam, namun Onsen bukanlah tempat berkumpulnya para kaum nudist. Kita harus tetap menunjukkan kesopanan, caranya adalah dengan membawa handuk kecil ketika berendam. Handuk ini digunakan untuk mencuci.
Handuk kecil wajib dibawa namun tidak boleh sampai masuk ke dalam air
Tapi handuk ini tak boleh masuk ke dalam air. Biasanya handuk ini diletakkan di atas kepala atau sekedar diletakkan di samping bak air ketika berendam.
4. Harus membersihkan badan dahulu sebelum berendam
Air di onsen adalah air alami dan tidak ditambahkan kaporit. Karena itu pengunjung perlu membersihkan badan terlebih dahulu untuk menjaga kesehatan dan kebersihan di pemandian umum. Jangan sampai berendam dengan kondisi badan penuh daki dan rambut penuh ketombe karena anda akan mendapat tatapan aneh dari pengunjung lain dan bahkan diusir oleh petugas. Jadi jangan coba-coba, karena pasti ketahuan.
Seorang pengunjung membersihkan badannya terlebih dahulu sebelum memasuki kolam pemandian Onsen
5. Wajib telanjang bulat sesuai aturan.
Hampir semua onsen mengharuskan pengunjungnya telanjang. Oh ya, kolamnya pun dipisah antara kolam wanita dan pria. Namun di beberapa onsen malah kolamnya dicampur antara pria dan wanita dalam satu kolam.
Salah satu tempat Onsen yang menyatukan pria dan wanita. Kadangkala kolam pria dan wanita disatukan seperti ini di beberapa Onsen
Untuk kondisi yang terakhir ini, para pengunjung perlu mengenakan pakaian mandi atau handuk khusus yang telah disediakan. Namun selalu saja ada turis yang tampil telanjang-apa-adanya di onsen yang memerlukan pakaian mandi sehingga langsung diusir keluar oleh para staff petugas karena dianggap eksibisionis plus orang mesum di pemandian umum.
Onsen yang airnya berwarna pekat seperti ini tarifnya lebih mahal daripada yang berair lebih bening karena selain kandungan belerang dan mineralnya banyak, para pengunjung wanita tidak perlu khawatir saat mereka harus bertelanjang bulat
Onsen yang airnya bening seperti ini amat jarang dikunjungi walau tarifnya jauh lebih murah, karena airnya dipanaskan oleh pemanas buatan sehingga khasiatnya nyaris tidak ada sama sekali
Di samping Onsen yang berbayar, ada juga Onsen alami milik rakyat di daerah sekitar tempat pemandian Onsen. Tentu saja tempat ini digunakan oleh para penduduk sekitar untuk mandi air hangat gratis. Siapapun sebenarnya boleh-boleh saja ikut mandi disitu, tetapi para warga Jepang amat menjunjung etika sehingga mereka tidak suka menyerobot hak milik warga setempat demi memburu gratisan.
Onsen umum yang menjadi milik masyarakat setempat di sekitar pemandian.
Namun jangan coba-coba mengintip dan mengambil foto warga yang sedang mandi. Karena anda akan mendapat masalah serius. Warga Jepang tidak ada yang suka mengintip orang lain, apalagi seorang wanita yang sedang mandi, seperti yang biasa dilakukan warga kita. Karena sekali lagi, bangsa Jepang adalah bangsa yang menjunjung tinggi etika.
Fakta yang unik adalah kebanyakan pengunjung Onsen malahan kaum wanita Jepang khususnya yang masih lajang. Banyak kaum muda di Jepang yang malas menikah karena lebih mementingkan karier. Dan mereka yang sadar kesehatan dan ingin melepas stres rutin mengunjungi Onsen dan berendam sambil bertelanjang bulat. Bukan karena mereka eksibisionis, namun karena itulah aturan yang berlaku agar pengunjung merasakan sepenuhnya manfaat berendam air panas alam.
Kaum wanita Jepang amat suka dan rutin berkunjung ke Onsen karena mereka sadar manfaat kesehatan yang didapatkan dengan mandi air panas alami
Onsen, bagi warga Jepang, khususnya kaum wanita sudah menjadi kebutuhan. Bukan karena mereka eksibisionis, namun karena mereka ingin mendapat manfaat kesehatan
Per 1 Januari 2015, Jepang memberlakukan bebas visa kepada wisatawan asal Indonesia. Dan menurut data otoritas pariwisata Jepang, wisatawan Asia terbanyak yang mengunjungi Onsen setelah warga Jepang adalah para wisatawan asal Indonesia. Wow!
(istimewa)
0 komentar:
Post a Comment