image

NEKAD juga ini wakil rakyat. Teman-temannya baru berkampanye menjaring suara rakyat, Septian, 35, malah mau "nyoblos" konstituen di luar bilik TPS. Paling memalukan, dia sempat dikejar-kejar Polantas di tengah malam. Saat digeledah mobilnya, ditemukan koran yang digelar untuk dijadikan alas pertempuran.

Di musim kampanye terbuka tanggal 16 hingga 5 April kemarin, adalah saatnya para Caleg dan Capres mencari simpati rakyat. Mereka memoles diri sebaik mungkin, berlagak ulama meski mental durjana. Pendek kata segala perilaku dan kata-kata dijaga sebaik mungkin, sehingga citra tetap terjaga dan pada gilirannya nanti, yakni 9 April besok, rakyat mau memberikan suara untuknya.

Tapi Septian anggota DPRD Batanghari yang jadi Caleg inkamben dari Fraksi Golkar, rupanya tak mampu menjaga citra gara-gara demi cinta. Ketika berhasil membawa jalan-jalan si doi tengah malam, dia lupa akan statusnya yang masih wakil rakyat. Untung saja sebelum sebelum sukses menjadi "wakil setan" di dalam mobil bersama Fenti, 24, keburu kepergok polisi.

Sebagai Caleg Golkar Dapil Mersam – Muarasebo Ulu, Septian di musim kampanye kemarin memang juga blusukan ke sana kemari menggalang dukungan. Untuk menambah semangat barangkali, biasanya yang diajak ke medan kampanye adalah sang istri. Tapi entah kenapa, kali ini Septian justru membawa kekasih baru yang bernama Fenti. Jadi di mana saja Septian kampanye, si doi pasti menemani. Ironisnya, meski Fenti tahu bahwa Caleg Golkar itu sudah punya ispil (istri pilihan) sendiri, kok mau-maunya di bawa ke sana kemari macam bonekanya Aburizal Bakrie.

Kalau bonekanya ARB atau Mr. Bean, habis ditimang-timang pasti ditaruh kembali. Tapi "boneka" model Fenti ini sangat beda. Bukan hanya dielus-elus, tapi digerayangi juga oleh Septian. Boneka biasa hanya bisa merem melek, "boneka" Fenti bisa mendesah-desah bahkan merintih.

Demikianlah. Beberapa hari lalu setelah berkampanye Septian mengajak si doi jalan-jalan menelusuri indahnya malam kota Muara Bulian, Kabupaten Batanghari (Jambi). Di sinilah agaknya setan mulai memprovokasi keduanya, sehingga mobil malah diparkir dekat TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sampah di Jalan AMD Kelurahan Muara Bulian. Biar berbau sampah tak jadi soal, yang penting situasi sepi dan mantap terkendali.

Di kala keduanya sedang bermesraan dengan serunya, eh dipergoki oleh polantas. Karena kemudian Septian melarikan mobilnya, tentu saja polisi jadi curiga. Walhasil kejar mengejar pun terjadi. Di sebuah perempatan jalan, buronan Septian – Fenti bisa dikejar karena terhalang lampu merah. Dalam mobil pun digeledah. Tak ditemukan narkotika dan sebangsanya. Yang pasti pakaian atas Fenti sudah acak-acakan, sementara lembaran koran juga sudah digelar.

Kemungkinan besar, setelah berkoalisi Fenti – Septian hendak mengadakan eksekusi. Tapi keburu kepergok Polantas. Tak urung keduanya pun diperiksa, meski kemudian dilepaskan karena tak ada pasal pidana yang layak untuk menjerat mereka. Tapi karena Septian adalah wakil rakyat, orang pun ramai memperbincangkan. Sangat boleh jadi, "skandal" ini bisa mempengaruhi perolehan suaranya.

Pemilu legislatif belum digelar, sudah mau "coblosan" sendiri. (Gunarso TS)
   
sumber