Mungkin bagi kebanyakan orang, menempuh perjalanan untuk berkemah sudah membuat mereka berkeringat. Namun tidak demikian dengan para petualang ekstrim, mendaki dan memasang tenda di atas tebing pada ketinggian puluhan bahkan ratusan meter diatas permukaan tanah adalah hal yang biasa. Bahkan pada titik yang paling ekstrim, perjalanan pendakian menuju puncak tebing bisa dilakukan selama berminggu-minggu.
Portaledge Camping atau berkemah dengan tenda yang menggantung adalah salah satu olahraga ekstrim yang dilakukan dengan cara memanjat sebuah tebing, pohon atau tempat-tempat tinggi lainnya dan memasang tenda gantung untuk beristirahat serta menikmati pemandangan alam yang luar biasa.
Tenda menggantung yang digunakan untuk beristirahat para pemanjat tebing ini dinamakan Portaledge. Dirancang khusus dengan ketahanan yang cukup kuat dan dapat melindungi para pemanjat tebing dari cuaca dingin pada malam hari dan bahkan salju.
Portaledge pertama kali dikembangkan pada tahun 1950 ketika para pemanjat tebing mulai melakukan ekspedisi besar dan membutuhkan tempat yang aman untuk beristiahat pada malam hari di atas tebing. Namun, desain awal Portaledge masih dianggap kurang nyaman dan aman bagi para pemanjat. Barulah pada tahun 1980 muncul desain Portaledge yang dianggap mumpuni. Dengan tali yang dinamis dan dapat disetel serta dilengkapi dengan kain putih penutup yang dinamakan Stormfly, desain Portaledge ini telah menjadi standar dan digunakan sampai sekarang.
Banyak orang yang sering bertanya-tanya mengapa para penggemar Portaledge melakukan hal ini. Alasan yang sering dikemukakan adalah, sensasi berkemah yang tidak ada bandingannya. Saat ini terdapat puluhan spot untuk melakukan Portaledge, diantaranya adalah Himalaya, Antartika, dan California. Salah satu tempat favorit bagi para penggemar Portaledge adalah di Taman Nasional Yosemite, California, Amerika Serikat.
Photograph via Bing Forecast
Photograph via Tommy and Becca
Photograph via bldgblog
Photograph via Best Travel Photos
Photograph via Genuardis
Photograph via Tommy and Becca
Photograph via Climbing
Photograph via American Alpine Journal
Photograph via American Alpine Journal
Photograph via American Alpine Journal
Photograph via The Adrenalist
Photograph via Funzug
sumber
0 komentar:
Post a Comment