http://us.images.detik.com/customthumb/2013/07/09/1301/193229_bobo.jpg?w=300

Jakarta - Orang dewasa yang kerap mengalami insomnia sudah pasti terganggu kesehatannya. Tapi jangankan orang dewasa, anak-anak saja bisa merasakan dampak negatif dari gangguan pada pola tidur. Salah satunya diungkapkan sebuah studi baru yang mengatakan bahwa anak yang jam tidurnya tak tentu memiliki IQ yang lebih rendah dibanding teman-temannya.

Rincinya, menurut peneliti anak-anak yang jam tidurnya tak teratur atau baru tidur di atas jam 9 malam memiliki nilai pelajaran membaca dan matematika yang lebih rendah daripada anak-anak yang jam tidurnya lebih teratur. Sebab kurang tidur mengganggu ritme tubuh alami dan mengganggu proses otak untuk mempelajari informasi-informasi baru.

Temuan ini didasarkan pada pengamatan terhadap 11.000 anak berusia tujuh tahun. Peneliti mengumpulkan data ketika partisipan berusia tiga, lima, dan tujuh untuk mencari tahu sejauh mana kemajuan proses pembelajaran partisipan dan memastikan apakah hal ini ada kaitannya dengan pola tidur mereka atau tidak.

Dari situ diketahui bahwa jam tidur yang tak teratur ini paling sering terjadi pada usia tiga tahun, dengan satu dari lima anak mengaku tidur di waktu-waktu yang bervariasi. Sedangkan ketika usia partisipan menginjak tujuh tahun, lebih dari separuh anak memiliki jam tidur rutin antara jam 19.30 dan 20.30.

Namun secara keseluruhan, anak-anak yang tak pernah tidur dengan jam yang sama setiap harinya cenderung memiliki nilai yang lebih buruk ketimbang teman-temannya, terutama di mata pelajaran membaca, matematika dan mempunyai kesadaran spasial (spatial awareness) atau pemahaman mengenai ruang dan tempat yang lebih buruk dari anak-anak lainnya.

Hanya saja dari studi ini juga terlihat bahwa dampak jam tidur yang acak ini jauh lebih terlihat pada anak perempuan daripada anak laki-laki dan tampaknya kondisi ini juga bersifat kumulatif.

"Bisa jadi jam tidur yang tidak konsisten ini merupakan refleksi dari kondisi keluarga yang berantakan dan tampaknya inilah yang lebih berdampak terhadap performa kognitif anak, bila dibandingkan dengan pola tidur yang terganggu. Jadi kami mencoba untuk mempertimbangkan faktor ini juga," kata ketua tim peneliti, Profesor Amanda Sacker dari University College London.

Terbukti anak-anak yang telat tidur dan jam tidurnya berantakan berasal dari keluarga dengan latar belakang sosial yang buruk dan kebanyakan menonton TV, bahkan pada partisipan yang jam tidurnya berantakan diketahui sebagian besar dari mereka memiliki TV di kamarnya masing-masing. Tapi setelah faktor-faktor ini disesuaikan sekalipun, kaitan antara performa mental dan jam tidur yang berantakan juga tetap memburuk.

"Ini berarti rutinitas tersebut memang benar-benar penting bagi anak-anak. Memiliki jam tidur yang rutin sejak kecil mungkin adalah solusi terbaik, tapi tak pernah ada kata terlambat," ujar Profesor Sacker seperti dilansir BBC, Selasa (9/7/2013).

Selain itu, menurutnya tak terbukti bahwa meminta anak tidur lebih awal atau sebelum jam 19.30 akan memberikan manfaat tambahan bagi kekuatan otak anak.

Sumber

Posted by Wordmobi