Apa Pendapat Pakar Tentang Mengupil?

memang sampai saat ini misteri tentang mngupil belum ada kejelasan. tapi kita perlu mengetahui beberapa hasil usaha dari para peneliti tentang mengupil.

Dua ilmuwan asal Institut Kesehatan Mental dan Ilmu Saraf (National Institute of Mental Health and Neurosciences), di Bangalore, India, Chittaranjan Andrade dan B.S. Srihari telah menerbitkan jurnal ilmiah hasil penelitiannya seputar kebiasaan mengupil. Kajian ilmiah yang melibatkan 200 orang remaja dari 4 sekolah di wilayah perkotaan di Bangalore ini menyimpulkan bahwa hampir keseluruhan mereka memiliki kebiasaan mengupil sebanyak rata-rata empat kali sehari. Sekitar 60 remaja mengupil lebih dari 20 kali sehari. Namun hanya 9 orang, atau 4,5% yang mengaku bahwa mereka memakan kotoran hidungnya sendiri.

Hasil penelitian itu, yang termasuk bidang yang masih jarang digeluti ilmuwan, terbit di Journal of Clinical Psychiatry, (vol 62, p 426, Juni 2001). Tulisan ilmiah itu berkesimpulan bahwa mengupil, yang bernama ilmiah rhinotillexomania, adalah hal yang umum dilakukan remaja, dan seringkali terkait dengan kebiasaan lain. Sang ilmuwan tersebut juga menyimpulkan bahwa kebiasaan mengupil mungkin layak dikaji lebih dalam mengenai kaitannya dengan penyakit. Atas karyanya, kedua ilmuwan India tersebut dianugerahi penghargaan berupa Ig Nobel prize.

Jarangnya penelitian di bidang mengupil masih memunculkan tanda tanya besar, mengapa sebagian orang mesti memakan ingus kering hidungnya sendiri itu. Chittaranjan Andrade berpendapat bahwa tidak ada kandungan gizi yang penting di dalam ingus hidung. Namun ada kemungkinan bahwa memakan sampah lubang hidung dapat membantu reaksi kekebalan tubuh yang sehat. Sebab, para peneliti yang menekuni hipotesa ilmu kesehatan telah mendapatkan banyak sekali bukti-bukti yang menunjukkan bahwa orang yang tubuhnya jarang terkena atau kemasukan unsur-unsur atau zat-zat penyebab penyakit bakal menjadikan orang tersebut semakin rentan terkena penyakit alergi.

Belum banyak rahasia ilmiah yang dapat diungkap mengenai bidang ini karena jarangnya penelitian dan karya ilmiah terkait yang telah terbit. Pada tahun 1966 pernah pula terbit hasil penelitian ilmiah oleh Sidney Tarachow dari State University of New York yang menemukan bahwa orang yang memakan kotoran hidung mereka mendapatinya "lezat".