Lebih dari 80.000 pelajar, mahasiswa para pekerja dan para guru di Santiago, Chile, pada 21 Agustus 2014 mengadakan demonstasi besar menolak sistem pendidikan yang kental dengan aroma kapitalis. Para pelajar menentang pemberlakuan kenaikan biaya pendidikan karena hal tersebut dapat menyebabkan hanya kalangan kaya yang bisa menikmati pendidikan.
Para pelajar mendemo pemerintah karena kebijakan pendidikan yang tidak memihak masyarakat
Hal ini nyaris sama dengan situasi yang dihadapi di Indonesia khususnya di perguruan tinggi yang berstatus Badan Hukum Milik Negara yang mematok biaya SPP tinggi dengan pengelolaan tak ubahnya seperti swasta.
Salah seorang guru menutupi wajahnya saat ikut demo
Para mahasiswi ini berdemo dengan mengecat tubuhnya dengan motif bendera Chile dan simbol dollar Amerika
Aksi para pelajar di Chile ini bahkan sangat ekstrem. Para pelajar ramai-ramai membuka baju mereka sehingga tidak mengenakan sehelai benang pun. Mereka menuliskan tulisan dalam bahasa latin di tubuhnya yang berarti "pendidikan membuatku telanjang dan terganggu".
Para pelajar melakukan long march
Walau melakukan demo besar-besaran, mereka tetap menyempatkan diri bercanda. Demonstrasi mereka berlangsung damai dan tidak rusuh. Tidak ada aksi bakar membakar ban sepeti di Indonesia
Tulisan tersebut menyindir pemerintah Presiden Michelle Bachelet yang ingin mengambil keuntungan ekonomi dari pendidikan karena biaya pendidikan yang tinggi bisa membuat kaum miskin yang peduli pendidikan tidak mampu untuk membeli pakaian karena uangnya lebih diutamakan demi membayar biaya pendidikan.
Aksi para guru yang ikut berdemonstrasi ini sungguh ektrem
Sungguh beda dengan di Indonesia dimana pelajar suka sekali mendemo agar ujian nasional dihapuskan dan masyarakat kita kebanyakan lebih mengutamakan urusan perut dibanding pendidikan untuk menaikkan harkat dan martabat mereka.
Walau mereka berdemo hingga malam hari, hebatnya mereka tidak berbuat rusuh. Sebuah hal yang amat niscaya dalam setiap demonstrasi di Indonesia
Demo meraka pun berlangsung damai, amat bertolak belakang dengan demo di Indonesia yang selalu berlangsung rusuh dan marak bakar-membakar serta perang batu.
(MSN, Guardian, Demotix)
0 komentar:
Post a Comment