Masyarakat Aceh dan lainnya di Indonesia sungguh tersinggung akan ucapan PM Abbot dari Australia yang mengungkit bantuannya kepada Aceh. Hal ini dianggap seperti menghina kedaulatan Indonesia karena hukum Indonesia tidak dapat diintervensi oleh negara mana pun di dunia ini. Masyarakat Indonesia dan Aceh khususnya malah sudah mengumpukan koin untuk mengembalikan uang kepada Australia.
Namun mari kita renungkan, bayangkan anda menolong seseorang dengan tulus hati, misalkan anda memberikan uang si A saat ia kehilangan uang dan mobilnya. Anda merasakan bantuan ini sangat membantu seorang teman di dalam kesusahan.
Kemudian A hendak menjual sebuah barang milik anda dan anda memohon kalau bisa barang tersebut anda beli untuk keperluan yang sangat penting. Namun anda ingin menjualnya kepada mereka yang memberikan penawaran tertinggi dan tidak memenuhi permintaan A. Coba kita bayangkan anda adalah orang tersebut. Apakah anda tidak merasakan kalau A sama sekali tidak mempertimbangkan kebaikan dan ketulusan anda? Apakah anda tidak merasakan kalau A sama sekali tidak memberikan simpati kepada anda? Apakah anda tidak akan mengatakan kalau dulu anda pernah menolong A dan memohon agar anda bisa bersimpati kepada permintaan anda?
Apakah A kemudian marah besar saat anda mengatakan kalau A sungguh tidak tahu menghargai orang lain walaupun anda sudah pernah memberikan kebaikan tulus kepada A? Atau paling tidak apakah hal ini tidak terlintas di dalam pikiran dan benak anda? Secara jujur saya katakan, hampir 100% daripada kita pasti akan marah dan menuduh A tidaklah tahu diuntung dan mempunyai simpati mempertimbangkan permintaan kita.
Kemudian apakah pantas kemarahan berlebihan daripada masyarakat Aceh dan Indonesia kepada PM Abbot? Bukankah apa yang dilakukan oleh PM Abbot adalah manusiawi dan bisa dimengerti? Apakah kita mempunyai rasa syukur dan tahu berterima kasih kepada mereka yang telah menolong kita? Apakah kita adalah manusia beradab yang tahu menghargai setiap bantuan dari siapa saja. Bukankah memberikan grasi menjadi seumur hidup dari hukuman mati sebuah tindakan yang memberikan kebaikan dan mempertimbangkan kemanusiaan. Bukankah kita mau menjadi bangsa besar yang suka memberikan maaf. Apakah tidak baik untuk memberikan kesempatan kepada mereka yang jatuh dalam dosa untuk bertobat akan mulia di hadapan Allah?
AS
0 komentar:
Post a Comment