Sebelum memutuskan untuk menikah kamu tentu harus mempersiapkan banyak hal, mulai dari persiapan jasmani, rohani, sampai dengan finansial. Memiliki perencanaan keuangan yang matang penting agar rumah tangga bisa berljalan lancar. Nah, mengingat uang adalah isu yang sensitif, kamu dan pasangan perlu merencanakan yang satu ini secara khusus.
Manajemen keuangan keluarga yang baik juga membantu kamu untuk mengatur rencana jangka pendek dan panjang. Ini termasuk kapan kalian berencana membeli rumah, memiliki anak, merencakan tabungan demi kebutuhan buah hati, sampai dengan simpanan hari tua. Semuanya ini harus kamu pikirkan sejak awal pernikahan — atau bahkan sebelum menikah. Nah, pada artikel ini, Hipwee akan membantumu membahas cara mengatur keuangan bagi pasangan muda yang baru atau akan melangsungkan pernikahan. Apa saja sih yang harus kamu perhatikan?
1. Sebelum membuat aturan keuangan bersama, bicarakan dulu dengan pasangan yang jadi prioritas masing-masing dalam hal finansial
Kamu dan pasanganmu tentu memiliki banyak perbedaan, termasuk juga soal mengatur keuangan. Sebetulnya perbedaan tersebut tidak menjadi masalah besar jika masing-masing dari kalian paham dan mau berkompromi. Karena itu, penting halnya untuk terbuka.
Misalnya, kamu lebih mengutamakan cicilan KPR lunas 50%-nya dulu sebelum kalian berbicara tentang anak. Namun, dia sudah lebih ingin memiliki anak dan mengajakmu untuk bersiap-siap menabung kebutuhan untuk anak dari sekarang. Nah, di sinilah kalian harus berkompromi, konsepsi finansial mana yang ingin kalian pakai?
Kalian juga harus menentukan rekening siapa yang rencananya dipakai untuk apa. Misal, ada rekening yang kamu kelola yang dipakai untuk membayar kredit mobil, sementara dia mengelola rekening untuk KPR. Masing-masing harus bertanggung jawab supaya kondisi keuangan bersama tetap aman.
Kamu dan pasangan nantinya bisa mengevaluasi kekurangan dan kelebihan setiap konsepsi pengelolaan uang bersama. Setelah dievaluasi barulah kamu dan pasangan dapat memilih, konsepsi siapa yang dirasa paling cocok untuk diterapkan pada sistem keuangan keluarga kalian.
2. Untuk membantu memonitor arus uang, tunjuk salah satu dari kalian sebagai bendahara keluarga
Sama seperti perusahaan, idealnya keluarga juga memiliki satu orang yang dipercaya memegang serta mengatur pengeluaran. Tidak ada aturan yang menyebutkan siapa yang berhak menjadi bendahara karena dalam keluarga hal itu bisa disesuaikan dengan kemampuan masing-masing orang. Kalau ternyata kamu yang lebih teliti dan lebih bisa mengatur uang, kamu bisa mengajukan dari sebagai manajer keuangan keluarga, entah kamu istri atau suami. Namun jika ternyata pasanganmu yang lebih baik dalam mengatur uang, kamu dapat menyerahkan urusan ini padanya.
Menetapkan sistem satu pintu dalam keuangan keluarga membuat kalian lebih gampang dalam mengatur arus uang yang masuk dan keluar karena ada satu orang yang memiliki tugas untuk mengaturnya. Kalian juga jadi lebih tahu secara pasti berapa jumlah pengeluaran karena ada satu orang yang memegang uang. Dengan sistem satu pintu dapat dikatakan bahwa kalian juga bisa lebih mudah dalam membuat perencanaan karena sistemnya adalah keuangan yang terpusat.
3. Selanjutnya, tetapkan besaran pengeluaran yang kalian sepakati: baik untuk biaya harian maupun bulanan
Setelah menentukan bendahara keluarga, langkah selanjutnya adalah menentukan besarnya nominal pengeluaran harian dan bulanan. Masukkan semua kebutuhan mulai dari uang makan, belanja kebutuhan seperti sabun, deterjen dll, tagihan koran listrik internet, serta semua pengeluaran rutin kalian.
Menghitung segala pengeluaran rutin kalian berguna untuk memonitor berapa besaran penguluaran setiap bulannya. Hitungan ini juga nantinya dapat dimanfaatkan untuk melihat apakah ada pengeluaran yang sebetulnya bisa dipotong untuk menekan pengeluaran. Kelebihan lainnya adalah agar kalian bisa melakukan penyesuaian antara pemasukan dengan pengeluaran yang kalian miliki.
4. Jika kamu dan pasangan sama-sama bekerja, tentukan gaji siapa untuk membiayai apa
Jumlah pengeluaran yang dimiliki membutuhkan sumber uang untuk membiayainya. Jika hanya ada satu orang yang bekerja tentunya tugas selanjutnya adalah membagi uang yang dimiliki sesuai dengan nominal pengeluaran yang telah disepakati. Tapi bila kalian sama-sama bekerja tentukan terlebih dahulu gaji siapa yang akan digunakan untuk membiayai pengeluaran apa. Meskipun pada akhirnya ada satu orang yang akan mengatur keuangan tapi bicarakan terlebih dahulu tentang hal tersebut.
Misalnya gajimu akan dipakai untuk membiayai kebutuhan yang sifatnya kecil-kecil seperti uang makan, membeli keperluan rumah, dan membayar tagihan listrik, telepon, dll. Sementara gaji pasangan bisa dimanfaatkan untuk membayar cicilan rumah atau kendaraan jika memang ada. Semuanya itu kamu tentukan bersama pasangan. Diawal pernikahan hal ini mungkin terasa sedikit merepotkan namun tetap harus dilakukan.
Ingat, keberhasilan sebuah keluarga juga dipengaruhi oleh kemampuan memanfaatkan uang yang ada.
5. Jangan lupa menyisihkan pendapatan untuk tabungan masa depan. Sulit bagi keluarga kalian untuk selamat kalau kondisi finansialnya bobol terus.
Di awal pernikahan mungkin gajimu dan pasangan tidaklah terlalu besar sehingga jika masih harus menyisihkan untuk tabungan rasanya masih berat. Tapi satu yang perlu kamu ingat jika tidak dibiasakan sejak awal sebesar apapun gaji kalian nantinya tetap saja menabung sulit dilakukan. Jadi meskipun hanya sedikit usahakan untuk menyisihkan sebagian dari penghasilan untuk ditabung.
Tabungan yang dikumpulkan bisa digunakan untuk berbagai kepentingan seperti: biaya sekolah anak, investasi, sampai dengan pengeluaran tak terduga seperti sakit atau saat tertimpa musibah. Jika tabungan dirasa sulit alihkan penghasilanmu untuk membeli produk asuransi yang juga berguna untuk masa depan kalian. Kamu dan pasangan bisa memilih mulai dari asuransi kesehatan, pendidikan, sampai dengan asuransi hari tua yang kini banyak tersedia.
6. Mencatat segala pengeluaran memang merepotkan, namun ini bisa membantu kalian memantau ke mana saja uang telah dihabiskan
Poin yang wajib dilakukan oleh pihak yang terpilih sebagai sebagai bendahara keluarga yaitu mencatat setiap pengeluaran baik yang bersifat rutin atau dadakan. Fungsi pencatatan adalah agar bendahara tahu benar bahwa pengeluaran sudah sesuai dengan kesepakatan. Mencatat hal tersebut pun berguna apabila pasanganmu menanyakan kemana perginya uang jika ada nantinya ternyata gaji kurang dan harus mengambilm dari tabungan.
Catatan ini sifatnya tidak kaku alias bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya saja kalian bisa melakukan pencatatan baik secara mingguan atau bulanan secara umum saja dan tidak terlalu detail. Pada intinya catatan lebih berguna sebagai neraca keuangan keluarga kalian bisa lebih terpantau.
7. Tentukan batas kelebihan pengeluaran untuk menghindari kehabisan uang sebelum waktunya
Meskipun telah menetapkan berapa jumlah pengeluaran harian dan bulanan tentunya ada beberapa kondisi yang membuat kita terkadang harus mengeluarkan uang lebih dari rencana. Maka dari itu guna mengantisipasi hal tersebut, kalian bisa mengeluarkan batas maksimal pengeluaran untuk tiap jenis kebutuhan. Misalnya kalian mengalokasikan biaya telepon sebesar Rp.100.000. Lalu tentukan kelebihan batas toleransi jika ternyata tagihannya lebih menjadi Rp.150.000 – Rp.200.000. Jika melebihi dari batas itu, maka lakukanlah evaluasi: apakah memang kebutuhan kalian sebesar itu atau karena ada pemborosan yang terjadi?
Menentukan batas maksimal ini membuat kamu dan pasangan menjadi tahu aturan keuangan yang terjadi sehingga menghindari aksi saling menyalahkan bila ternyata kekurangan uang terjadi. Selain itu batas pengeluaran ini juga berguna untuk alat kontrol diri jika ingin mengeluarkan lebih dari jumlah yang telah disepakati.
8. Meskipun kalian sudah punya kesepakatan tentang cara mengatur uang, jangan ragu membuat perubahan jika memang diperlukan
Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, sekalipun sudah ada kesepakatan yang telah kali buat hal tersebut bukanlah kontrak mati yang selamanya harus begitu. Itu artinya tetap ada kemungkinan perubahan kesepakatan sesuai dengan kondisi yang terjadi. Misalnya terjadi kenaikan BBM yang akan berpengaruh pada alokasi uang bensin, kamu bisa menyesuaikan hal tersebut sesuai dengan perubahan yang terjadi.
Buatlah senyaman mungkin aturan keuangan keluargamu tentunya kenyamanan ini juga tetap harus terencana ya. Kamu tidak harus bersikap kaku terhadap segala aturan. Hal terpenting dari seni mengatur uang adalah membuatnya segala terencana dengan tetap mengedepankan kenyamanan dan keluarga.
9. Keterbukaan dan komunikasi dengan baik adalah syarat utama mengatur keuangan keluarga
Bersikap terbuka serta selalu berusaha membangun komunikasi yang baik dengan pasangan adalah trik utama jika ingin berhasil membangun keuangan keluarga yang baik. Meskipun kalian sudah menerapkan berbagai cara tapi tanpa keterbukaan dan komunikasi tentunya hasilnya bisa kurang maksimal. Maka dari itu kamu harus bisa bersikap terbuka pada pasanganmu tentang hal apapun, termasuk soal keuangan.
Menjadi terbuka berarti mengkomunikasikan pada pasangan barang-barang apa saja yang ingin kalian beli. Misalnya, jika kalian telah bersepakat bahwa semua barang yang harganya di atas Rp. 1.000.000 harus dikomunikasikan dulu pembeliannya pada satu pasangan ke pasangan yang lainnya, maka beritahu dulu suami/istrimu ketika kamu ingin membeli AC baru. Jangan tiba-tiba memasang AC di ruang tamu padahal pasanganmu tidak tahu apa-apa sama sekali tentangnya.
Contoh lain adalah ketika ada anggota keluarga yang sedang butuh dana dan ingin meminjam uangnya ke kamu. Saat pinjaman itu berjumlah signifikan, komunikasikanlah hal itu dulu dengan pasanganmu. Dengan begitu, dia tidak akan kaget ketika mengetahui bahwa ada sekian juta rupiah dari tabungan kalian bersama yang "raib" entah ke mana.
Pada dasarnya cara mengatur uang di setiap keluarga akan berbeda tergantung dari kesepakatan awal. Seperti apapun nantinya kamu akan mengaplikasikan hal terpenting adalah usahakan bahwa cara mengatur uangmu tersebut bisa dipertanggung jawabkan dan cara di atas cuma salah satu dari sekian banyak cara mengatur keuangan setelah menikah. Semoga bermanfaat ya!
sumber
0 komentar:
Post a Comment