Berkaca Kepada Kerukunan Beragama dan Kekuatan Iman Warga Muslim di Rusia
  

Sebagian dari kita yang menuntut agar warung makan ditutup selama bulan Ramadhan demi alasan untuk menghormati yang berpuasa, nampaknya harus belajar dari umat Muslim di Eropa khususnya umat muslim di St. Petersburg, Rusia

Kekuatan iman mereka benar-benar diuji setiap Ramadhan tiba, khususnya pada musim panas. Mengapa? Karena mereka harus berpuasa hingga 22 jam setiap harinya. Selama bulan Juni ini, matahari di St. Petersburg tak kunjung tenggelam.

"Di St Petersburg, penduduk muslim melihat hal ini sebagai ujian. Warga muslim yang berpuasa harus menunggu 21-22 jam untuk berbuka. Mereka hanya punya waktu makan selama tiga jam," ujar salah seorang staf di Pusat Kerohanian Muslim St Petersburg dan Regional Barat Laut Rusia yang tidak disebutkan namanya.

Dia menegaskan, bagi seorang muslim, berpuasa sudah menjadi kebiasaan. Ibaratnya seperti bangun tidur dan menggosok gigi. Sehingga, tambahnya kebiasaan ini membuat mereka semakin kuat iman dalam menghadapi masalah dan cobaan hidup.

Sholat Idul Fitri Di St. Petersburg, Rusia

Seorang wanita Rusia dengan santainya melintas di depan jemaah yang sedang sholat Idul Fitri di St. Petersburg, tahun 2014 lalu. Warga setempat (walau tak tahu ajaran Islam, contohnya: yang dilakukan wanita ini diharamkan dalam Islam) menghormati mereka yang beragama Islam dan memberikan kebebasan untuk beribadah. Dan umat Islam disana pun selalu menjaga sikap dan berbaur dengan warga setempat

Kondisi dimana matahari lambat tenggelam di St Petersburg ini biasanya berlangsung mulai akhir Mei hingga awal Juli. Kondisi tergelap di St Petersburg hanya berupa senja.

warga muslim di st. petersburg

Warga muslim di St. Petersburg benar-benar diuji imannya setiap bulan Ramadhan jatuh pada musim panas. Dan ujian ini, seperti yang dikatakan mereka, semakin menguatkan iman mereka. Jangan menjadikan puasa sebagai alasan untuk manja

Tidak pernah ada data resmi jumlah penduduk muslim di kota ini. Namun, pada Idul Fitri tahun lalu, Kementerian Dalam Negeri Rusia menyebutkan ada 42 ribu warga muslim yang melakukan salat Id di dua masjid besar di kota ini. Rusia, semenjak runtuhnya Uni Soviet, menjamin kebebasan beragama.

Setiap penduduk muslim di St Petersburg mendapatkan jadwal buka puasa dan sahur. Beberapa penduduk imigran muslim yang bekerja di kota ini memilih tidak berpuasa demi keselamatan dan kesehatan mereka. Sebab, mayoritas merupakan pekerja kasar. Sejatinya penduduk St Petersburg tidak perlu berpuasa selama itu.

Sebab, beberapa literatur menyebutkan bahwa waktu puasa penduduk di kutub bisa merujuk pada terbit dan tenggelamnya matahari di Makkah ataupun di kota maupun negara muslim terdekat.

"Saya memiliki pekerjaan yang berat sehingga saya tidak bisa berpuasa. Siang terlalu panjang," ujar Shakir, salah seorang pekerja di perusahaan baja asal Tajikistan.

St. Petersburg bukan satu-satunya kota yang memiliki siang terpanjang. Penduduk muslim di Kota Reykjavik, Islandia, juga harus berpuasa selama 22 jam. Sementara itu, kota yang waktu puasanya paling pendek adalah Punta Arenas, Chile. Di kota tersebut, waktu puasa hari pertama kemarin hanya 9 jam 43 menit.

Warga muslim di Indonesia memang sudah seharusnya berkaca dalam hal pengamalan iman kepada warga Muslim di Eropa.

(Guardian, Huffington Post, Demotix, dan beberapa sumber lain)