Menginjak usia 25 tahun, mungkin jadi kali pertama usiamu mulai bisa disebut dengan bilangan abad. Tiba-tiba saja kenyataan sudah berusia seperempat abad, membuatmu mengerti bagaimana cepatnya waktu berjalan. Mungkin kamu yang dulunya berharap cepat dewasa, sekarang justru mendambakan betapa sederhananya kehidupan semasa kanak-kanak dulu.
Di masa transisi menuju kedewasaan ini, hari-harimu juga pasti dipenuhi berbagaikegalauan dan kebimbangan hidup yang sering disebut 'quarter life crisis'. Jangan khawatir! Sudah sewajarnya kamu bingung ketika akhirnya harus mengambil berbagai keputusan besar seorang diri. Tapi bukan hanya kamu sendiri kok yang sedang meraba-raba jalan hidup dan tampaknya seringkali menemukan jalan buntu. Semua orang seusiamu juga sedang belajar. Maka dari itu ketika tampaknya tidak ada jalan lain kecuali menyerah, ingatlah hal-hal ini.
Jangan Panik Ketika Kamu Merasa Tersesat. Wajar Saja Kebingungan Arah Ketika Begitu Banyak Jalan Baru Terbuka Untukmu Yang Sudah Dewasa
Batasan umur minimal untuk diperbolehkan menyetir, memiliki hak suara, sampai menikah bisa jadi berbeda-beda di setiap negara. Tapi dimana pun, umur 25 tahun pasti sudah dianggap umur yang dewasa. Kedewasaan itu pasti diikuti dengan berbagai hak dan kewajiban baru yang sebelumnya belum pernah kamu emban.
Yang tadinya masih dalam naungan orang tua, sekarang sudah mulai membangun kehidupan mandiri. Dengan begitu banyaknya hal baru yang bisa dilakukan, tempat baru yang dapat dikunjungi, dan peluang baru yang didapatkan sebagai orang dewasa, wajar saja jika kamu kesulitan membuat keputusan.
Dengan pengalamanmu yang minim, maklum saja jika kamu belum tahu mana pilihan terbaik dan merasa tersesat. Jangan panik! Nikmati saja pengalamanmu mencoba hal baru, toh kamu hanya muda sekali! Tapi yang lebih penting lagi, jangan lupa untuk belajar dari tiap pengalaman baru tersebut.
Jangan Terlalu Lama Berdiam Diri Karena Ragu Mengambil Keputusan. Di Masa Uji Coba Ini, Keputusan Salah Sekali Pun Bisa Jadi Pembelajaran
Sah-sah saja bingung dan ragu memilih, tapi jangan terbiasa berdiam diri lama-lama karenanya. Jika hanya berdiam diri, waktu yang akan mengkhianatimu. Sebelum kehabisan waktu, dengan segenap keyakinan diri buatlah keputusan dan bersiaplah menerima segala konsekuensi dan pembelajaran dari keputusanmu tersebut. Strategi itu paling sesuai karena sejatinya di usiamu yang baru menginjak kedewasaan ini tidak ada keputusan yang benar-benar salah.
Kamu masih dalam masa uji coba dengan kemandirian dan statusmu sebagai orang dewasa. Jadi, semua pengalaman baik keberhasilan maupun kegagalan adalah sumber pembelajaran yang berharga. Yang gawat adalah jika kamu melewati masa produktifmu ini tanpa mencoba tantangan baru yang akan terus mendorongmu untuk belajar jadi lebih baik. Bisa saja kamu berkeras tidak ingin melakukan kesalahan, tapi mungkin kamu hanya berdiam diri atau akan terus berakhir melakukan hal yang sama.
Setelah Seperempat Abad Menjalani Kehidupan, Seharusnya Kamu Juga Sudah Tahu Bahwa Tidak Ada Kesuksesan Yang Instan
Setelah menempuh berbagai jenjang pendidikan, sedang terseok-seok memilih jalan karier dan berusaha memantapkan langkah kakimu di dunia, sudah sepatutnya kamu mengerti bagaimana kegagalan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah cerita sukses. Sesekali bisa saja keberuntungan menghampirimu dan membuatmu meraih keberhasilan tanpa usaha yang berarti. Namun jika kamu selalu memperlakukan hidupmu layaknya judi atau lotre seperti itu, kamu hanya akan kelelahan dan kehabisan waktu menunggu peruntungan yang baik.
Maka dari itu seharusnya kamu justru berusaha sekuat tenaga dengan kemampuanmu sendiri untuk mengubah tiap peluang menjadi kesuksesan. Yakini saja bahwa semakin pahit kegagalan yang kamu alami, maka akan semakin manis rasa sukses yang menantimu ketika berhasil mengatasinya.
Inilah Waktu Dimana Fisikmu Paling Prima, Sudah Sewajarnya Kamu Bekerja Rodi Untuk Masa Tua Yang Nyaman
Bukan tanpa alasan mengapa usia ini mulai disebut usia produktif. Bayangkan coba kapan lagi kamu akan lebih sehat, kuat, dan banyak energi jika tidak di umur-umur ini. Maka dari itu sudah sewajarnya kamu memanfaatkan kekuatan fisikmu sekarang untuk bekerja sekeras mungkin demi menjamin masa tua yang lebih nyaman.
Jadi jangan merasa frustasi ketika beban hidup baik pekerjaan, studi, sampai urusan percintaan tampaknya sangat berat saat ini. Justru bersyukurlah karena kamu sedang berada dalam kondisi terbaik untuk menghadapinya. Jangan malas memaksa dirimu untuk tidak menyerah dan mencoba terus walau badan terasa mau ambruk. Tubuh mudamu masih bisa pulih kembali.
Ingatlah sebaik apapun kamu mengurus diri, tubuh manusia memang dirancang untuk melemah seiring bertambahnya umur. Jadi, haram hukumnya melewatkan masa-masa ini tanpa kerja keras karena sejatinya ke depannya tubuhmu tidak akan lagi memberikanmu kesempatan untuk berkarya semaksimal sekarang.
Hidupmu Bukan Perlombaan Dengan Siapapun. Boleh Saja Kamu Termotivasi, Tapi Jangan sampai Merasa Rendah Diri Melihat Kesuksesan Orang Lain
Setiap orang memiliki jalannya masing-masing. Maka dari itu jangan pernah menganggap hidupmu sebagai perlombaan dengan mematok keberhasilan dan kegagalan orang lain sebagai garis start atau finismu. Dengan mentalitas tersebut, sama saja kamu menggantungkan kebahagiaanmu pada orang lain.
Boleh saja termotivasi dan ingin belajar dari pengalaman orang lain, tapi jangan sampai kamu dengan mudah merasa gagal dan tidak berguna hanya karena gagal mengejar atau menyamai pencapaian orang lain. Carilah jalanmu sendiri menuju aktualisasi diri. Cari tahu apa yang benar-benar membuatmu merasa bahagia. Kemungkinan besar jalan tersebut tidak akan sama dengan cerita sukses orang lain.
Dan Jika Kamu Tahu Bahwa Pilihanmu Saat Ini Tidak Membuatmu Bahagia, Bergegaslah Ganti Gigi dan Mengarahkan Jalanmu ke Pilihan Yang Lebih Baik
Jangan merasa bersalah atau merasa dirimu plin-plan karena akhir-akhir ini kamu banyak berubah pikiran. Kehidupan sebagai seorang dewasa memang pasti jauh berbeda dari apa yang kamu bayangkan dulu. Maka dari itu tidak aneh jika apa-apa yang dulu kamu yakini banyak bertentangan dengan realita hidup yang kamu hadapi sekarang.
Jangan panik dan terlalu defensif mempertahankan apa yang kamu yakini sebagai idealismemu. Anggap saja gemuruh pertentangan ide di kepalamu itu sebagai kesempatan untuk belajar lebih banyak. Sah-sah saja kalau kamu berganti pemikiran atau bersikeras mempertahankannya. Tapi yang paling penting adalah kamu tidak pernah mau berhenti untuk belajar dan selalu berpikiran terbuka.
Dan ketika hasil pembelajaranmu menunjukkan jalan baru untuk kebahagiaanmu, jangan terus bersikeras dengan jalanmu yang terdahulu hanya karena gengsi atau harga diri. Kehidupan terlalu singkat untuk semua itu.
Kamu Sudah Hidup Cukup Lama Menyaksikan Bagaimana Orang Bisa Datang dan Pergi dari Kehidupanmu. Jadi, Hargailah Tiap-Tiap Keberadaan Mereka Yang Mungkin Tidak Selamanya
Di umurmu yang sudah kepala dua ini, kamu pasti sudah mengalami berbagai pertemuan dan perpisahan dalam hidup. Dari perpisahan SMA, ospek kuliah, putus-nyambung dengan pacar, sampai ketika mungkin kamu sudah harus mengantar orang terkasihmu ke peristirahatan mereka yang terakhir.
Semua itu seharusnya sudah mengajarimu bahwa dari setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Jangan pernah takut dengan perpisahan yang pasti akan terjadi, pastikan saja kamu menghargai waktu yang kalian miliki bersama dengan sebaik-baiknya. Lihat sekelilingmu, pastikan tiap-tiap dari mereka mengerti bagaimana kamu bersyukur dan menghargai keberadaan mereka dalam hidupmu.
Relakanlah mereka yang sudah harus pergi dan sambutlah orang baru dalam hidupmu dengan tangan terbuka. Memang mereka mungkin tidak bisa bersamamu selamanya, tapi segala memori dan pembelajaran yang mereka tinggalkan dalam hidupmu selalu akan jadi milikmu.
Kamu Juga Sudah Harus Mulai Memilih Teman dan Pasangan Hidup Untuk Bisa Berbagi Selamanya Yang Kapan Saja Bisa Berakhir
Siklus kehidupan memang luar biasa. Orang tuamu mendedikasikan hidupnya untuk membesarkan dan melindungimu hanya untuk kemudian mempersiapkanmu untuk jadi mandiri. Dalam kemandirian itu pun, kamu terus harus belajar untuk saling mempercayai dan mengandalkan orang lain karena sejatinya manusia adalah makhluk sosial. Dan hanya dengan orang-orang yang tepat, kamu bisa membangun kehidupan yang bahagia.
Apalagi kehidupan itu singkat. Jadi bukan lagi waktunya kamu sekedar bersenang-senang menjalani hubungan yang tidak berarti. Biarkanlah 'selama' mu yang bahagia bisa dimulai lebih cepat dengan segera menemukan teman dan pasangan hidup yang tepat.
Selamanya Hanya Akan Ada Sesingkat Bilangan Umurmu, Jadi Pastikan Kamu Tidak Perlu Menunggu Hari Esok Untuk Merasa Bahagia
Selamanya itu adalah konsep relatif yang sejatinya berbeda-beda bagi tiap orang. Jika Tuhan menghendaki umurmu sampai 100 tahun, maka selamanya bagimu adalah 100 tahun. Tidak ada orang yang tahu kapan 'selamanya' bagi mereka akan berakhir. Bisa saja besok, lusa, atau 10 tahun lagi, tapi satu-satunya hal yang pasti adalah selamanya akan berakhir.
Mengetahui hal tersebut, sudah seharusnya kamu mulai memperlakukan hari ini sebagai selamanya. Temukan kebahagiaan-kebahagiaan setiap harinya baik sekecil apapun. Kebahagiaan yang mampu membuatmu mensyukuri hidup bahkan jika hari esok tidak datang sekalipun.
Jangan merasa nelangsa sendirian dalam persimpangan hidupmu yang sudah berjalan seperempat abad ini. Mereka yang membusungkan dada dan tampaknya baik-baik saja sekalipun pasti juga tidak bisa terlepas dari pergelutan itu. Tidak ada jalan pintas atau jembatan tol untuk melewati persimpangan tersebut. Jadi, ambilah napas panjang dan langkahkanlah kakimu ke depan untuk menyebrang dengan berani. Nikmatilah semua kebingungan, kegalauan, dan perjuanganmu sekarang karena pada waktunya nanti semua akan jadi indah.
sumber
0 komentar:
Post a Comment