Kairo - Salah satu korban dari ketidakstabilan politik Mesir adalah para gadis.Mereka tak punya pilihan karena pendapatan keluarga kian menurun. Beberapa keluarga memutuskan menerima pinangan laki-laki asing yang jauh lebih tua demi uang.
Selain karena uang, para orangtua itu memutuskan mengawinkan anak gadis mereka dengan berkilah untuk menghindarkandiri dari sex pra nikah. Mereka juga mengharapkan mahar dari perkawinan anaknya.
Pengangguran dan ekonomi negara yang buruk sejak revolusi 2011, membuat hilangnya peluang pekerjaan. Anak perempuan dari keluarga dengan ekonomi yang tak terlalu baik, disewa untuk dinikahi selama musim panas atau malah hanya sehari saja.
Laki-laki yang kebanyakan dari luar Mesir memakai jasa broker untuk mencari gadis yangdisukainya. Broker membawa gadis ini ke hotelatau flat sewaan untuk diseleksi dan pernikahan kilat segera dilakukan setelah seleksi selesai.
Beberapa gadis masih berumur 11 tahun dan rela dieksploitasi orang tuanya demi uang."Mereka bisa mengerti bahwa orang tua mereka menjual mereka." kata pejabat Mesir Inter Press Service yang menemukan fenomenaitu dan melaporkannya ke media.
Sebuah satu hari "mut'ah" atau "kesenangan" perkawinan dapat diatur dengan harga yang hanya US$ 115 atau sekitar 1,2 juta rupiah. Ditulis oleh al Arabiya (16/8/2013) uang tersebut dibagi antara broker dan orang tua gadis itu. Biaya sewa gadis selama musim panas bisa berkisar antara US$2.800 (sekitar 30juta rupiah) sampai US$10.000 (sekitar 105 jutarupiah)
Itu terlihat di el-Hawamdia, sebuah kota pertanian 20 kilometer, selatan Kairo. Beberapa gadis di kota kecil itu telah menikah 60 kali pada saat mereka berusia 18. Beberapa meninggal ketika melahirkan dan sakit ketika mengandung anaknya. Beberapa gadis diajak ke negara asal "suami" mereka untuk bekerja sebagai pembantu atau prostitusi.
Sumber
Posted by Wordmobi
0 komentar:
Post a Comment